Buku karya dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Makroen Sanjaya, M.Sos., berjudul Jejak-jejak Digital Salafi di Media Sosial dibedah FDK (Discussion board Doktor Komunikasi) Universitas Sahid Jakarta, Rabu (16/08/2023).

Baca juga : IMM Cirendeu Bedah Buku Karya Abdul Halim Sani

Fenomena salafi di Indonesia kian berkembang seiring perkembangan zaman. Walau kerap dianggap sebagai kelompok konservatif, namun kelompok salafi mampu menyebarkan ideologi keagamaan melalui media sosial. Hal itu disampaikan Makroen saat memaparkan isi buku pada peserta bedah buku yang hadir secara daring.

Dosen yang juga tercatat sebagai Direktur TV Muhammadiyah ini menyatakan bahwa dalam menulis buku yang memiliki tebal 200 halaman tersebut, riset yang ia lakukan terhadap kelompok salafi di media sosial sejak 2018 kemudian dijadikan disertasi yang ia presentasikan dalam Sidang Promosi Doktor.

Selama kurun waktu empat tahun, Makroen melihat sisi realitas media sosial Instagram yang menjadi media penyebaran pesan dan informasi kaum salafi. Kelompok salafi merupakan kelompok keagamaan yang memiliki banyak pesantren di Indonesia dengan paham ideologi yang menganut keislaman murni.

“Ketika saya menulis disertasi awal, followers Instagram akun Rodjatv pada 2021 sebanyak 300.000an, tahun 2023 ini sudsh 500.000an. Ada setengah juta lebih anak muda (para pengguna Instagram) menjadi pengikut Salafi yang mengelola Media Rodja. Kalau ini sepanjang pembahasan bagus untuk masyarakat, ini harus diapresiasi. Tapi kalau ada hal yang menyimpang, ini harus menjadi pusat perhatian para pemangku kepentingan,” ujar Makroen.

Peningkatan pengikut di media sosial Instagram menandakan bahwa kelompok salafi sebagai kelompok konservatif juga merupakan kelompok yang penuh inovatif. Melalui berbagai ceramah yang dirasa sesuai dengan kehidupan anak muda, kelompok salafi mampu menarik jaring sosial lebih luas.

Tidak hanya melalui media sosial, penyebaran informasi kelompok salafi yang sejak dulu menggunakan radio bernama radio rodja juga menjadi diskusi hangat dalam acara bedah buku. Beberapa audiens mempertanyakan eksistensi Radio Rodja yang mayoritas pendengarnya adalah masyarakat umum.

Bedah buku Jejak-jejak Digital Salafi di Media Sosial oleh Discussion board Doktor Komunikasi Universitas Sahid Jakarta bekerja sama dengan Aspikom, IRMLA, IQRA, SuaraKPK, dan Acer Academy. Kegiatan ini dihadiri oleh 35 peserta dengan dihadiri oleh Rektor Universitas Sahid Jakarta, dan dimoderatori oleh anggota Komisi VIII DPR RI, Oheo Sinapoy.

Editor: Dinar Meidiana


57