JAMBI,- Dr. Hafrida, S.H., M.H. menjadi salah satu dari 10 Guru Besar (Profesor) Universitas Jambi (UNJA) Sejak Agustus 2023. Hal ini sesuai dengan Keputusan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi tentang kenaikan jabatan akademik/fungsional dosen.

Lahir di Lubuk Linggau, pada 18 Mei 1965 dan besar di Lampung, ia dan saudara-saudara kandungnya pun mengambil pendidikan sejak SD,SMP,SMA, hingga melanjutkan S1 di Lampung. Dr. Hafrida merupakan anak pertama dari lima bersaudara, dapat dikatakan bahwa ia berasal dari keluarga yang sederhana , ayahnya merupakan pegawai negeri sipil yang bekerja di lembaga permasyarakatan dengan golongan 1A sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Dr. Hafrida, S.H., M.H. menempuh jalur pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Lampung (UNILA) dengan bidang Ilmu Hukum pada tahun 1984-1988, dan mendapatkan beasiswa Supersemar. Ia melanjutkan S2 di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1993-1996, dan kemudian melanjutkan S3 di Univeritas Jambi (UNJA) pada tahun 2015-2020.

Dr. Hafrida menceritakan tentang kehidupan keluarganya, semua saudara kandungnya memiliki motivasi untuk bersekolah, tidak ada satupun yang tidak ingin sekolah, semua ingin maju karena tahu bahwa untuk keluar dari situasi pada saat itu, hanya ada satu jalan yaitu dengan pendidikan, ia mengungkap bahwa kedua orang tuanya adalah orang tua yang hebat dan kuat. Orang tuanya selalu mendorong anak-anaknya untuk fokus pada pembelajaran, karena pemasukan ayahnya tidaklah besar, dan semua saudara-saudaranya juga ingin bersekolah, untuk memenuhi semua kebutuhan hidup, ibunya ikut berperan penting dalam membantu perekonomian keluarga dengan membuka warung dan usaha menjual berbagai macam jenis makanan. Selain itu, ia dan saudaranya pun juga bersama-sama saling membantu ibunya berjualan dan tidak pernah malu dengan apa yang mereka lakukan.

“Kita tidak perlu menutup-nutupi kondisi kita pada orang lain hanya karena ingin ditemani banyak orang, hiduplah dengan apa adanya dan semoga apa yang dicita-citakan dapat berlangsung dengan baik.”tuturnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1di UNILA, Dr. Hafrida melamar pekerjaann dan diterima langsung oleh 2 universitas untuk menjadi dosen yaitu di UNILA dan di UNJA. Ia kemudian memutuskan untuk merantau dan bekerja sebagai dosen di Universitas Jambi, karena menurutnya peluang untuk mengembangkan kariernya di Jambi akan lebih baik, dan ingin dilihat sebagai pribadi yang baru.

Prof. Hafrida berpegang teguh bahwa dalam kehidupannya ia harus melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang ia sukai, karena ketika sudah menyukai sesuatu maka apa yang dijalani akan terasa menyenangkan dan lebih mudah mengetahui langkah-langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya. Ia menjalani kehidupannya sampai pada titik ini dengan bahagia, melakukan pekerjaan dengan baik, sepenuh hati, dan fokus pada apa yang ingin dicapai. Ia juga mengungkapkan bahwa keluarga, baik suami maupun anak tidaklah menjadi penghalang untuk kita sebagai perempuan maju, karena fungsi perempuan adalah sebagai manajer, kita bisa mendelegasikan pekerjaan rumah kepada orang lain. Ketika pulang kerja gunakan energi dan waktu yang tersisa sebesar-besarnya untuk kelurga karena keluarga adalah prioritas.

“Nilai anda tidak rendah hanya karena anda tidak menyapu, tetapi nilai kita perempuan sebagai istri dan sebagai seorang ibu akan rendah jika anak kita tidak berhasil, jika keluarga tidak bahagia.” ujarnya.

Dr. Hafrida mengungkapkan bahwa tanpa disadari mulai dari tesis,tulisan-tulisan, dan disertasi ia lebih fokusnya pada tindak pidana dengan hukum pidana dengan pelakunya anak-anak, untuk selengkapnya bisa di akses di goggle scholar Hafrida atau bisa mengunjungi internet riset Dosen Universitas Jambi.

“Karya tulis yang sudah dibuat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu, 7 penelitian karya ilmiah, 9 pengalaman pengabdian kepada masyarakat, 13 pengalaman menulis artikel/karya ilmiah dalam jurnal, 12 pengalaman menyampikan makalah secara oral pada pertemuan atau seminar ilmiah, dan ada 8 pengalaman merumuskan kebijakan publik/rekayasa sosial lainnya yang telah diterapkan,”ungkapnya.

Dr. Hafrida memberikan motivasi bagi mahasiswa dan generasi muda untuk terus berusaha atas apa yang sedang diperjuangkan.

“Ketika kamu tidak secepat teman-temanmu yang lain, itu bukan berarti kamu gagal, melangkahlah sesuai dengan langkah kita, jangan membandingkan pencapaian diri kita dengan pencapaian orang lain, ketika kita sudah bisa mencapai kemajuan dalam diri sendiri dengan membandingkan diri kita yang kemarin maka itu sudah cukup.” Tutupnya.

Silvia Yuliansari Asril / Annisa / HUMAS


Put up Views: 2,353