BANGLI, UHN SUGRIWA – Sekitar 15 mahasiswa dari Singapura belajar budaya Bali ke UHN IGB Sugriwa Denpasar, Jumat (6/10). Mereka berkunjung karena ingin mengetahui pemahaman mendalam lembaga tinggi ini tentang budaya Bali.

Mahasiswa dari Nanyang Polytechnic, Singapore ini ditemani dua dosennya yaitu Tan Garry dan Ayob Bin Ismail. Mereka diterima Wakil Dekan I Fakultas Dharma Duta, Dr. I Gede Sutarya, SST.Par.,M.Ag; Wakil Dekan II, Ni Gusti Ayu Kartika, M.Ag; Wakil Dekan III, Dr. I Dewa Wesnawa; Ketua Jurusan Pariwisata Budaya, Dr. I Wayan Wiwin, SST.Par.,M.Par. dan Sekretaris, Ni Nyoman Sudarningsih, S.Ag.,M.Ag. Sebelum ke kampus, mahasiswa ini telah mengunjungi Desa Wisata Penglipuran, Bangli.

Dr.I Gede Sutarya, SST.Par.,M.Ag menyambut baik kunjungan tersebut dan mengharapkan ada lanjutan kerja sama dengan universitas dari Singapura berupa pertukaran mahasiswa dan praktek kerja ke Negeri Singa tersebut. Dia menyatakan, UHN Sugriwa siap menerima pertukaran mahasiswa dari Singapura untuk belajar kebudayaan dan filsafat. UHN Sugriwa bahkan telah memiliki asrama untuk menampung pertukaran mahasiswa di kampus Bangli. “Kita harapkan kerja sama terus berlanjut,” katanya.

Pada bagian lain, Dr. I Wayan Wiwin, SST.Par.,M.Par menjelaskan tentang konsep desa wisata di Penglipuran. Desa tradisional tersebut dinyatakan menganut konsep Tri Hita Karana, yaitu konsep keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan manusia dengan lingkungan. Konsep itu diwujudkan melalui pembagian ruang yang disebut Tri Mandala, yaitu utama mandala, madya mandala, dan nista mandala. “Tri Hita Karana ini menjadi landasan filosofis desa-desa di Bali,” ujarnya.

Sutarya menambahkan, Tri Hita Karana berakar dari filosofis tarian kosmis Siwa, yang disebut Siwanataraja. Pada tarian itu, Siwa membawa senjata Trisula, yang bermakna menuju keharmonisan. Tarian Siwa ini adalah tarian untuk mencapai keharmonisan alam semesta. Tarian ini yang menjadi landasan konsep Tri Hita Karana untuk menuju hubungan harmonis. “Tarian Siwa adalah landasan pembangunan keharmonisan itu,” jelasnya.

Menanggapi penjelasan itu, Garry menyatakan kekagumannya terhadap konsep keharmonisan ini. Hubungan harmonis dengan masyarakat adalah harapan untuk melengkapi Singapura menjadi kota yang berbudaya, tak hanya kota bisnis. Karena itu, ia mengaku ingin belajar lebih dalam lagi dari Bali. “Untuk mengisi itu, kami belajar ke Bali,” ujar dosen senior ini.

Kunjungan mahasiswa ini diakhiri dengan jalan-jalan keliling kampus. mahasiswa menghabiskan waktu banyak bercengkrama dengan rusa-rusa di kampus. Mereka juga tampak antusias memberi makan hewan yang dilindungi tersebut. Pada jalan-jalan tersebut dijelaskan tentang konsep kampus yang berlandaskan Tri Hita Karana, sehingga memiliki tempat suci, perkantoran dan lingkungan yang asri. Para mahasiswa ini mengagumi tata ruang kampus Bangli yang hijau.

Para mahasiswa ini juga sempat bertatap muka dengan para mahasiswa dari Prodi Industri Perjalanan. Mereka sangat menikmati suasana perkenalan antara mahasiswa ini. Suasana ini dibangun untuk mewujudkan UHN Sugriwa sebagai World Class College. Karena itu, mimbar-mimbar akademik yang lebih luas akan terus dibangun dalam rangka ini, melalui berbagai kegiatan.

Sementara itu, Rektor UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si. juga menyambut baik kunjungan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa UHN Sugriwa kian dikenal oleh pihak dalam maupun luar negeri. Rektor juga menyatakan dalam waktu dekat akan ada lagi kunjungan sekaligus tambahan kerja sama dengan perguruan tinggi dari Thailand dan Jepang. “Perluasan kerja sama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi ini merupakan salah satu hal penting dalam rangka UHN menuju World Class College tahun 2033 yang telah dicanangkan Bapak Menteri Agama,” tandasnya. (nas/sas)

.
Pusdok-Humas-Uhnsugriwa
#uhnsugriwa