MUARO JAMBI,- Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan salah satu tugas dosen sebagaimana diamanahkan oleh Tridharma Perguruan Tinggi yang dilakukan dengan melibatkan mahasiswa. Kegiatan ini didanai oleh PNBP Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi (UNJA) pada Skema PPM Unggulan Program Studi.

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) diketuai oleh Dr. Ummi Kalsum, SKM., MKM. dengan anggota Hendra Dhermawan Sitanggang, SKM., M.Epid. dan Adelina Fitri, SKM., M.Epid. serta 5 orang mahasiswa dari Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) semester 5 dan 7.

Kegiatan dimulai dengan melakukan advokasi dan sosialisasi ke pihak Sekolah yaitu SMAN 15 Kabupaten Muaro Jambi dan juga Puskesmas Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi. Dilanjutkan edukasi gizi dan pengukuran standing gizi remaja putri yang dilaksanakan pada 12 Juni dan 9 Agustus 2023 bertempat di SMAN 15 Kecamatan Mestong. Acara dibuka dan dihadiri oleh Kepala SMAN 15, Rina Marlina, S.Pd., M.Pd. serta beberapa guru dan narasumber dari Puskesmas Pondok Meja.

Kegiatan ini diikuti secara antusias karena diselingi dengan game-game pemecah suasana yang melibatkan mahasiswa serta peserta kegiatan diberikan door prize, bagi yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar.

Sebagai narasumber, selain tim PKM juga dibantu oleh dokter dari Puskesmas Pondok Meja, dr. Ilham. Kegiatan ini dikuti oleh kurang lebih 76 orang peserta remaja putri yang hadir dan diukur lingkar lengan atas, tinggi badan, dan berat badan, terutama semua remaja putri pada kelas X dan XI.

Pada edukasi ini diberikan materi tentang pentingnya menjaga kesehatan dan menerapkan gizi seimbang agar tercegah dari Kurang Energi Kronis (KEK) atau anemia. Remaja putri juga diberikan materi tentang bagaimana mengukur lingkar lengan atas, serta langsung mempraktekkannya didampingi oleh PKM dan juga mahasiswa IKM.

”Kesehatan remaja putri penting karena mereka adalah calon ibu, standing gizi ibu berpengaruh terhadap standing gizi dan kualitas generasi selanjutnya, agar tidak stunting, maka calon ibu harus sehat, tidak KEK dan tidak anemia,” ujar Ummi Kalsum selaku Ketua Tim.

”Pengukuran LiLA secara rutin perlu dilakukan, untuk identifikasi dini apakah remaja KEK atau tidak. Remaja dikatakan KEK jika ukuran LiLA-nya  kurang dari 23,5 cm,” jelasnya.

Sebagai evaluasi, juga dilakukan pre-test sebelum kegiatan edukasi dan post-test setelahnya. Hasilnya adalah adanya peningkatan pengetahuan remaja putri setelah diberikan edukasi gizi oleh tim PKM. Tim PKM berharap agar kegiatan ini dapat berkesinambungan dan remaja putri dapat melakukan kegiatan pemantauan standing gizinya baik secara mandiri di rumah maupun di sekolah serta diharapkan pihak Puskesmas tetap memberikan edukasi gizi agar remaja putri semakin memiliki pengetahuan, kesadaran, serta kemauan dan kemampuan mendeteksi risiko KEK dirinya sendiri.

Dimas Anugrah Adiyadmo / HUMAS / ist*


Put up Views: 36