Tag: Bencana

Mahasiswa FKM Jadi Fasilitator di Kelurahan Tanggap Bencana Bersama BPBD DKI Jakarta


25

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ) menjadi fasilitator bagi masyarakat Kelurahan Tanggap Bencana bersama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) DKI Jakarta, Senin-Kamis, 30 Oktober sampai 2 November 2023. Mahasiswa tersebut adalah Adipatra Kenaro serta Dimas Imam Prayogo.

Baca juga : ERDAMS FKM UMJ Lakukan Pelatihan Water Rescue Bersama DMC Dompet Dhuafa

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta ini dilakukan bagi masyarakat dan Aparatur Sipil Negara di beberapa wilayah Kelurahan Tangguh Bencana. Kelurahan tersebut yaitu Kel. Cakung Timur, Kel. Kampung Melayu, Kel. Petukangan Selatan & Kel. Cawang serta 20 Kelurahan yang tersebar di DKI Jakarta yang berpotensi adanya kerawanan bencana.

Pembinaan dilakukan dalam rangka menghadapi potensi bencana di wilayah DKI Jakarta untuk mendukung rencana kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri agar dapat beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana. Selain itu juga agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memulihkan diri dari dampak bencana yang merugikan, apabila terdampak bencana.

Mahasiswa FKM UMJ Adipatra Kenaro (ketiga dari kiri) serta Dimas Imam Prayogo (kedua dari kiri) bersama BPBD DKI Jakarta seusai sosialisasi di Kelurahan Cakung Timur, Rabu (01/11/2023)

Peserta sosialisasi diajak untuk melakukan identifikasi bahaya serta risiko potensi bencana yang didampingi oleh narasumber dari Prepared Indonesia Ujang Dede Lasmana dan mahasiswa FKM UMJ. Materi yang diberikan dalam kegiatan pembinaan dan pendampingan masyarakat dan aparatur sipil negara diantaranya adalah batas-batas wilayah Kelurahan, ancaman bencana dan penilaian Kelurahan Tangguh Bencana serta 20 Indikator Kelurahan Tangguh Bencana.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Subkelompok Urusan Pencegahan, Employees Kelurahan, Tagana Dinsos, LMK, KSB, FKDM, Para Ketua RT dan Ketua RW. Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Embay Suhaimi, Ketua Subkelompok Urusan Kesiapsiagaan, Employees Kesiapsiagaan Bencana BPBD DKI Jakarta, Ketua Subkelompok Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Lembaga BPBD DKI Jakarta.

Embay Suhaimi menerangkan bahwa BPBD DKI Jakarta telah melakukan pemetaan potensi kerawanan bencana. Oleh karenanya sosialisasi dan pendampingan pada aparatur setempat dilakukan agar dapat terbentuk ketangguhan dalam menghadapi bencana. BPBD DKI Jakarta rutin melakukan sosialisasi dan pendampingan. Menurut Embay, lebih dari 50 persen warga DKI Jakarta telah memahami potensi kebencanaan yang ada di sekitarnya.

Adipatra dan Dimas mengungkapkan rasa senangnya karena dapat terlibat dalam kegiatan edukasi bagi masyarakat. Dimas berharap kegiatan tersebut dapat memberikan ilmu dan pengetahuan bermanfaat bagi masyarakat.

“Semoga bermanfaat untuk masyarakat sehingga kedepannya tidak mudah panik maupun tergesa-gesa dalam menghadapi bahaya bencana alam dan dalam memberikan pertolongan pertama bagi korban bencana alam,” kata Dimas.

Penulis : Adipatra Kenaro
Editor : Dian Fauzalia

FISIP UMJ Gelar Seminar Mitigasi Bencana

Prodi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) menyelenggarakan Seminar Nasional Mitigasi Bencana bertema Tantangan Administrasi Publik dalam Mewujudkan Catastrophe Resilience. Seminar ini dilaksanakan secara daring dan luring di Auditorium Kasman Singodimedjo, Fisip UMJ, Jum’at, (23/06/2023).

Dekan FISIP UMJ, Dr. Evi Satispi, M.Si. dalam sambutannya mengungkapkan materi yang akan disajikan pada seminar kali ini sangat luar biasa. Prodi Administrasi Publik FISIP UMJ memiliki konsentrasi salah satunya adalah mitigasi kebijakan kebencanaan.

Baca Juga : Kembangkan Studi Kebencanaan, FISIP UMJ Berkunjung ke Negeri Sakura

“Tentunya menjadi hal yang luar biasa ketika kita ada kolaborasi, antara kajian yang kita lakukan di kelas kemudian berkolaborasi dengan para mitra. Salah satunya yang paling utama adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNBD) hingga ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tidak terlepas juga dari persyarikatan kita yaitu Muhammadiyah yang memiliki satu lembaga yakni Muhammadiyah Catastrophe Administration Heart (MDMC). Kami siap untuk mengkaji bersama,” ujar Evi.

Hadir sebagai keynote speech, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Dr. Lilik Kurniawan, ST., M.Si. memaparkan strategi antisipasi bencana. Menurut Lilik, masyarakat Indonesia seharusnya tidak lagi berbicara mengenai istilah Grocery store Bencana melainkan mulai mempelajari mitigasi bencana untuk kemudian mengantisipasinya.

“UMJ luar biasa telah melaksanakan seminar ini. Harapannya ini dapat membuka wawasan kita, bagaimana Indonesia ke depan dalam penanggulangan bencana karena kita memang tidak bisa terlepas dari bencana,” ujar Lilik.

Lebih lanjut, Lilik berbicara bencana adalah ancaman kemanusiaan yang mengganggu fungsi kehidupan. Dampaknya tidak hanya sekejap tetapi juga berkelipatan. UUD No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menjadi pintu bagi BNBP untuk melindungi segenap rakyat Indonesia baik di dalam maupun luar Negeri.

“Saya mendukung UMJ untuk bisa mengeluarkan tulisan, jurnal, atau karya ilmiah terindeks scopus, yang dapat menjadikan kita tuan di negara sendiri. Kitalah yang memiliki laboratorium bencana. Untuk memastikan kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengelola negara ini. Sebab kita bisa menciptakan bencana dari kebijakan publik. Kebijakan publik yang tidak sinkron dapat menyebabkan bencana,” tutur Lilik.

Turut hadir sebagai narasumber, Kepala BPBD DKI Jakarta, Drs. H. Isnawa Adji, MAP. Pada pemaparannya, Isnawa menyebutkan beberapa potensi bencana di Jakarta seperti Rob di sisi Utara wilayah Jakarta, daerah longsor di wilayah selatan Jakarta, hingga potensi angin kencang dan hujan ekstrem. Selain itu, BPBD Jakarta kerap mengantisipasi cuaca esktrem dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas C. Penanggungan, M.Si. membahas strategi pelaksanaan mitigasi bencana pesisir di Pantai Utara Jawa Tengah. Setiap masyarakat harus mendapat edukasi yang memadai dengan peningkatan kapasitas. Permasalahan bencana tidak hanya bencana pesisir. Bergas mengistilahkan bencana seperti perang yang harus segera dituntaskan sebelum semakin banyak korban berjatuhan. Ketika menanggulangi bencana, semua hal harus bersifat cepat, tepat, dan siap.

Pada kesempatan yang sama, Ketua MDMC Pusat, Budi Setiawan menjelaskan terkait cara menggerakan potensi umat untuk memperkuat daya tahan masyarakat terhadap bencana. Salah satunya adalah resilien yang harus dimiliki masyarakat. Masyarakat harus mengerti ancaman yang dihadapi agar ketika terjadi bencana dapat mengevakuasi dengan tepat.

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNBP, Jarwansyah, S.Pd., M.A.P., M.M. turut memberikan pernyataan tentang program rehabilitasi dan rekonstruksi bencana berbasis mitigasi untuk memperkuat daya tahan terhadap bencana. Salah satunya adalah siklus penanggulangan bencana, rumus bencana, dan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Narasumber terakhir, Guru besar prodi Doktor Administrasi Publik FISIP UMJ, Prof. Dr. Azhari Aziz S. membahas tentang mengembangkan mannequin mitigasi yang efektif menggunakan kebijakan berbasis bukti dengan menunjukan data-data terjadinya bencana di Indonesia dalam kurun waktu 2019 hingga 2022. Di mana terdapat 48 kasus bencana dalam sehari.

Kegiatan Seminar Nasional Mitigasi Bencana juga berisi rangkaian MoA dan perjanjian kerjasama antara prodi Ilmu Administrasi Publik dengan BNPB. Pada akhir acara, terdapat sesi tanya jawab dan presentasi paper dengan luaran prosiding nasional dan internasional dengan dimoderatori oleh Dr. Khaerul Umam, M.Si. Kegiatan ini dihadiri oleh Discussion board Dekan, segenap wakil dekan FISIP Umj, ketua prodi Administrasi Publik, dan dosen FISIP UMJ serta mahasiswa FISIP UMJ.

Editor : Budiman


1