Tag: Bawah

FST UNJA dan PPSDM Geominerba Berikan Pelatihan Teknologi Keselamatan Tambang Bawah Tanah pada 62 Mahasiswa

JAMBI,- Universitas Jambi (UNJA) bersama Pusat Pengembangan Sumberdaya  Manusia Geologi, Mineral dan Batubara (PPSDM Geominerba) melaksanakan kegiatan “Pelatihan Teknologi Keselamatan Tambang Bawah Tanah” yang ditujukan untuk mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNJA) angkatan 2021. Sebanyak 62 mahasiswa mengikuti kegiatan yang berlangsung selama 3 hari, pada 21-23 Agustus 2023, bertempat di Aula Gedung Pascasarjana Lantai 4.

Kegiatan ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Dekan FST UNJA, Drs. Jefri Marzal, M.Sc., D.I.T. Beliau mengatakan kegiatan ini nantinya akan sangat berguna untuk menjadi ilmu keselamatan bagi peserta saat melakukan magang ataupun bekerja saat sudah lulus nantinya pada areal tambang bawah tanah.

“Ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa teknik pertambangan karena ini berkaitan dengan security, seperti yang kita ketahui bersama security itu merupakan hal yang paling dasar untuk diketahui dan diterapkan di lapangan ketika mahasiswa sedang melakukan magang ataupun sudah bekerja nantinya,” ujar beliau.

“Jadi dengan ilmu tentang teknologi keselamatan tambang bawah tanah maka ini sebagai bentuk antisipasi dan pembekalan pada mahasiswa kita agar nantinya menjadi hardskill dalam menyelamatkan diri ataupun keamanan ketika mereka bekerja di tambang bawah tanah,” pungkas Dekan FST.

Selain itu, turut hadir juga Koordinator Prodi Teknik Pertambangan FST UNJA, Muhammad Ikrar Lagowa, S.T., M.Eng.Sc., dan semua dosen Prodi Teknik Pertambangan FST UNJA.

Tim pengajar dari kegiatan ini didatangkan langsung dari Jepang, yaitu Shinji Togawa, Yoshihisa Shimoda, dan Prof. Kikuo Matsui.

Para peserta pelatihan diajarkan mulai dari dasar Teknologi Keselamatan, UU dan Peraturan Keselamatan Pertambangan Indonesia, serta Teknologi Ventilasi tambang bawah tanah. Peserta akan dihadapkan dengan studi kasus tentang cara evakuasi menggunakan peta bawah tanah serta belajar tentang cara menghindari terjadinya kecelakaan pada tambang bawah tanah.

Kegiatan pelatihan Teknologi Keselamatan Tambang Bawah Tanah diharapkan akan menjadi kegiatan rutin yang berkala sekali dalam setahun sebagai pengajaran langsung kepada mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan UNJA, sambil juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam penerapan di  tempat magang atau di lingkungan kerja nantinya.

Kegiatan pelatihan tersebut juga merupakan bentuk nyata kerja sama UNJA bersama PPSDM Geominerba dalam meningkatkan ilmu dan wawasan mahasiswa untuk persiapan menajadi mahasiswa yang mampu berpikir kritis dalam hal keselamatan Tambang Bawah Tanah.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Firdan / Munairah / HUMAS


Submit Views: 97


Haedar Nashir: Lindungi Kedaulatan Kita, Jangan Berlindung di Bawah Globalisasi

Bangsa Indonesia perlu merenungkan bagaimana cara mengaktualisasi nasionalisme dan memikirkan solusi bagi berbagai masalah ketatanegaraan. Untuk itu Muhammadiyah akan turut berperan mencari dan mengolah solusinya melalui Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Hasilnya berbentuk pemikiran besar Muhammadiyah dalam 5 tahun ke depan yang diharapkan bisa menjadi acuan dalam memecahkan berbagai masalah.  Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, M.Si., dalam acara Media Gathering dengan Pimpinan Redaksi Media Cetak dan Elektronik di Kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Kamis (22/06/2023). Acara ini dihadiri juga oleh Kepala Kantor Sekretariat Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Baca juga : PP Muhammadiyah Siap Dukung UMJ Menuju Unggul

“Belakangan ini nyaris setiap kebijakan, bahkan ada yang sudah menjadi undang-undang, selalu melibatkan pihak asing. Mulai dari investasi asing, tenaga kerja asing, bahkan dokter asing. Memang, di tengah globalisasi, kita tidak bisa lepas dari hal tersebut. Tapi apakah kebijakan-kebijakan strategis itu memiliki proses tertentu yang bisa tetap menjaga nasionalisme dan melindungi kedaulatan kita?” tanya Haedar dalam pemaparannya.

Ketum PP Muhammadiyah ini mengingatkan dalam membuat kebijakan jangan berlindung di bawah period globalisasi. Karena apapun itu, tugas para pemimpin kita adalah melindungi Tanah Air dan tumpah darah Indonesia.

Haedar menambahkan bahwa sejauh ini kita belum terbuka tentang penggunaan tenaga asing. Belum lagi dampak di baliknya, seperti proyek yang  menggunakan tenaga asing tapi berlipat ganda kerugiannya.

“Kita ketuk hati setiap elit pemerintah dan juga seluruh warga yang sekarang ini bersuara tentang nasionalisme. Renungkanlah kembali bagaimana cara mengaktualisasi rasa nasionalisme kita,” himbaunya.

Selanjutnya Haedar berbicara tentang kontestasi politik ke depan. Menurut Beliau, mereka yang terpilih mewakili rakyat nanti akan bekerja 5 tahun ke depan dan punya kewajiban konstitusional, seperti melindungi Tanah Air dan tumpah darah Indonesia, menertibkan kehidupan umum, dan poin-poin konstitusional lainnya.

“Itu semua harus dijabarkan dalam visi misi mereka. Sehingga rakyat bisa melihat apakah mereka bisa meletakkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan,” tegas Haedar.

Menilik tentang peran Muhammadiyah, Ketum PP Muhammadiyah ini menegaskan bahwa, sebagai organisasi massa, Muhammadiyah tentu saja harus ikut berperan dalam menalankan kehidupan berbangsa dan bernegara kita

“Ada perjalanan kontestasi politik yang harus dijaga. Kalau tidak dikawal maka kita akan berkutat pada hal-hal yang belum tentu benar. Ini bagian dinamika politik di ranah praktis. Agat politik tidak hanya bernilai guna kita harus tetap berpijak pada nilai-nilai kebangsaan yang elementary, seperti agama dan juga Pancasila,” papar Haedar.

Dalam acara Media Gathering Media Cetak dan Elektronik ini Haedar juga mengulas banyak tentang ketatanegaraan dan mengungkapkan beberapa kekhawatirannya.

“Dulu anggota MPR ada 920 orang yang merupakan gabungan dari sejumlah partai politik. Pada masa Orde Baru, kekuasaan MPR itu pernah disalahgunakan. Kalau sekarang, ada Mahkamah Konstitusi yang hanya diisi oleh 9 orang yang hampir satu warna dan berlatar belakang sama, namun memiliki  kekuasaan sangat luar biasa. Jadi banyak masalah ketatanegaraan yang saat ini kita hadapi. Belum lagi masalah otonomi daerah yang nyaris seperti feodalisme,” papar Haedar panjang lebar.

Di akhir pemaparannya Haedar Nashir menyoroti tentang nilai, etika, dan merawat persatuan. Bagaimana kita tidak terus mengakumulasi isu-isu besar, seperti isu politik identitas, tapi tidak dimaknai.

“Menjelang Pemilu 2024 tidak hanya ada isu politik identitas, tapi ada juga isu lain seperti transaksi politik, politik uang, dan isu lainnya. Itu semua perlu kita dialogkan dan diskusikan, agar kita bisa tetap menjaga cita-cita luhur bangsa ini,” ucap Haedar di akhir pemaparannya.

Editor : Tria Patrianti


8