Tag: ASIA

Konferensi Internasional Pascasarjana UNJA ke-2 “Menyongsong Masa Depan SDM Unggul di Asia”

JAMBI,- Pascasarjana Universitas Jambi (UNJA) berkolaborasi dengan Discussion board Pimpinan Pascasarjana (FORPIMPAS) adakan pelaksanaan The Second UNJA SMART Worldwide Convention (USIC) dengan tema “Human Useful resource High quality and Character Improvement in Getting ready Asia because the Epicentrum of Development”. Diadakan secara hibrid, pelaksanaan secara luring diselerenggarakan pada Rabu – Kamis, 25-26 Oktober 2023 di Swiss-bell Resort Jambi.

Kegiatan dibuka oleh Rektor Universitas Jambi Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. dan dihadiri oleh Direktur pascasarjana Prof. Dr. H. Haryadi, S.E., M.M.S H., Employees Ahli Gubernur Jambi bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Husairi, S.IP., ME , Ketua FORPIMPAS, Prof. Dr. Ir. Hidayat, MP. serta para keynot speaker,
anggota BKS wilayah barat, discussion board pimpinan dari wilayah BKS Barat, anggota-anggota discussion board pimpinan pascasarjana dari wilayah barat, tengah, dan juga timur.

Rektor Universitas Jambi Prof. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini dilaksanakan untuk menghadapi berbagai persoalan yang ada.

“Acara ini berkaitan dengan bagaimana kita menyiapkan SDM kita agar lebih siap dalam menghadapi berbagai persoalan, untuk itu mari kita diskusikan untuk memecahkan actual drawback dalam konteks berbagai SDM baik dipemerintahan, perguruan tinggi maupun secara umum yang ada di sekitar, dan harus mengalami suatu perubahan dengan harapan mudah-mudahan memberikan manfaat,”tutur beliau.

Ketua FORPIMPAS, Prof. Dr. Ir. Hidayat, MP dalam sambutan menyapaikan bahwa kegiatan ini merupakan suatu bentuk kerjasama.

“Kegiatan ini merupakan suatu bentuk kerjasama antara FORMINPAS wilayah barat yang anggotanya Universitas se sumatra, kalimantan barat dan jawa barat, kurang lebih ada 32 universitas, acara ini juga akan dilanjutkan nanti malam dengan rapat pimpinan pascasarjana wilayah barat, timur, untuk membahas sesuatu yang menjadi sub kita berasama,” ungkapnya.

 

Direktur pascasarjana Prof. Dr. H. Haryadi, S.E., M.M.S H., mengatakan tanggapan dan harapannya terkait kegiatan ini.

“Saya senang dengan diadakannya kegiatan ini karena melihat antusias dari peserta yang meningkat dari conferensi sebelumnya, kegiatan ini dilakukan dua tahun sekali dan sebanyak dua kali yang pertama pada tahun 2021 dan itu sukses dilaksanakan tetapi yang kedua juga jauh lebih sukses, dan dari kegiatan ini saya berharap mendapatkan masukan agar kita dapat berkontribusi dalam bidang akademik,” ungkapnya.

Dr. Ummi Kalsum, S.Ok.M., M.Ok.M. selaku Ketua panitia pelaksana dalam sambutannya mengatakan tujuan dan harapannya terhadap Kegiatan ini dilaksanakan.

“Tujuannya yaitu untuk mewadahi kita mendesiminasikan hasil- hasil penelitian pengabdian masyarakat baik itu praktisi maupun dosen civitas akademi yang meneliti kemudian mereka berminat untuk mempresentasikannya,”ungkapnya.

Dr. Ummi Kalsum berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar dan kemudian berkesinambungan jadi harapanya tetap berlanjut dan ini adalah yang kedua dan serta peningkatan jumlah presenter, peserta dan minat yang semakin berkembang dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujarnya.

Selain itu pada hari Kedua (Kamis, 25/10/2023) diadakan kegiatan Area Journey For Forpimnas dimulai dengan mengunjungi Tour Kampus UNJA Mendalo, Mengunjungi Sanggar Batik “Selaras Pinang Masak”, Mengunjungi Candi Kedaton, Jembatan Gentala Arasy dan diakhiri menuju Tugu Keris Siginjai.

Silvia Yuliansari Asril / Fara / HUMAS


Publish Views: 25

Ikut SEA Instructor Mission 2023, 10 Mahasiswa UNJA Akan Praktikum Mengajar ke Asia Tenggara

MENDALO,- UPT Layanan Internasional (UPT-LI) Universitas Jambi (UNJA) menerima dan sekaligus melepas mahasiswa SEA Instructor Mission tahun 2023. Acara tersebut berlangsung di Ruang Senat Lantai 3 Gedung Rektorat UNJA Mendalo, Senin (18/09/2023).

SEA Instructor Mission atau biasa disebut dengan Pre-Service Pupil Instructor Alternate in Southeast Asia, merupakan sebuah program yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari universitas yang ada di Asia Tenggara untuk memiliki pengalaman pratikum mengajar di sekolah-sekolah di negara-negara lain di Asia Tenggara.

UNJA sendiri menerima 10 mahasiswa SEA Instructor Mission asal Filipina dan Thailand dan melepas 10 mahasiswa UNJA ke 3 kampus di Filipina, yaitu Don Mariano Marcos Memorial State College, President Ramon Magsaysay State College, dan Mariano Marcos State College.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Teja Kaswari, M.Sc. menyampaikan rincian kegiatan SEA Instructor Mission yang dilakukan antara UNJA dan kampus Filipina-Thailand.

“SEA Instructor Mission bekerja sama dengan negara-negara di Asia Tenggara. Kita mengirimkan mahasiswa kita ke Filipina dan Thailand untuk mission ini dan selain mengirimkan mahasiswa, kita juga menerima mahasiswa dari Filipina dan Thailand. Mereka akan dikirimkan ke 3 sekolah, 1 di sekolah dasar di daerah Telanai, dan 2 lainnya masing-masing ditempatkan di SMAN 1 dan SMAN 3 di Kota Jambi,” ungkap beliau.

Mahasiswa SEA Instructor Mission asal Filipina dan Thailand didampingi oleh 3 dosen pendamping, yaitu Dr. Amarin (Thailand) serta Dr. Fili Parico dan Dr. Zenvi (Filipina).

“Program ini berkolaborasi dengan universitas dan institusi di Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Tahun ini merupakan tahun ke-9 dari SEA Instructor Mission. SEA Instructor Mission merupakan pertukaran mahasiswa keguruan di Asia Tenggara yang diorganisir oleh Menteri Pendidikan Asia Tenggara dari sekretariat SEAMO,” tutur Dr. Amarin.

Rincian 10 mahasiswa UNJA yang mengikuti SEA Instructor Mission di Filipina:

  • Chery Putra Fendika;
  • Yola Kartika Susma;
  • Dhania Adela Putri;
  • Leony Margaretha;
  • Fitri Anggraini;
  • Dicky Afrian;
  • Wahyu Widyaningrum;
  • Kirana Dyah Azzahrah;
  • Peno Juniza;
  • Ahmad Rozikin.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Riska / HUMAS 
Foto: Rohanee / Iswanto


Submit Views: 89


Sendratasik UNJA Mendunia, Tampil di Asia Tri Akita Shensu Park Artwork Competition di Jepang

JAMBI,- Prodi Sendratasik FKIP Universitas Jambi (UNJA) berkolaborasi dengan Kelompok Indonesia Performing Syndicat Padangpanjang (KIPSP) dalam mempersiapkan penampilan “Svarnadvipa et Repertum” yang  ditampilkan di Asia Tri Akita Shensu Park Artwork Competition, Jepang, pada 1-4 September 2023.

Prodi Sendratasik UNJA diwakili oleh 1 dosen dan 1 mahasiswa, yaitu Masvil Tomi, S.Sn, M.Sn. sebagai Stage Maneger/Artwork Director, dan Nur Aini sebagai Penari/Aktor.

“Kolaborasi antara KIPSP dan Prodi Sendratasik UNJA menjadi hal menarik dalam kerja sama yang nyata, apa lagi ditampilkan di Asia Tri Akita Shensu Park Artwork Competition 2023 Jepang. Ini sesuatu hal yang menjadi pengalaman menarik, dimana kita bisa saling tukar pikiran dan pengalaman berkesenian antar seniman/pekerja seni dari negara lain khususnya pengalaman dalam seni pertunjukan,” ungkap Indra Gunawan, S.Sn., M.Sn. selaku Kaprodi Sendratasik.

Senada dengan Kaprodi Sendratasik, Masvil Tomi, S.Sn., M.Sn. mengatakan bahwa kesempatan tampil di Jepang menambah pengetahuan tetang perkembangan seni pertunjukan dunia khususnya di Asia.

“Kegiatan Asia Tri Akita Shensu Park Artwork Competition 2023 di Jepang menarik untuk diikuti agar kita bisa menambah pengetahuan tetang perkembangan seni pertunjukan dunia khususnya di Asia. Beruntung kita diajak oleh Wendi HS selaku sutradra di KIPSP dalam kegiatan ini, biar mahasiswa juga menambah pengalaman dan pengetahuan perkembangan seni pertunjukan di luar Jambi,” tutur Masvil.

Asia Tri Akita Shensu Park Artwork Competition 2023 Jepang sendiri diinisiasi oleh para seniman 3 negara, yaitu Indonesia, Jepang, dan Korea. Competition ini berlangsung setiap tahun dengan saling bergilir menjadi tuan rumah di antara 3 negara yang sebagai inisiator tersebut.

Awal mula penampilan kolaborasi ini diawali dengan Kelompok Indonesia Performing Syndicat Padangpanjang yang diundang untuk tampil di Jepang sebagai perwakilan dari Indonesia, lalu Wendy HS selaku sutradara di KIPSP mengajak dua orang dari Prodi Sendratasik FKIP UNJA untuk terlibat dalam karyanya.

Dimas Anugrah Adiyadmo / HUMAS


Submit Views: 109


DINAMIKA ASIA PASIFIK TERKINI DALAM PERSPEKTIF GEOPOLITIK – Universitas Jakarta

Pada hari Senin, 05 Juli 2021, FISIP UNIJA menyelenggarakan Webinar “Dinamika Asia Pasifik Terkini dalam Perspektif Geopolitik”. Narasumber webinar ini adalah Puji Basuki, S.IP., M.A. Sekretaris Pertama Protokol dan Konsuler KBRI Seoul Korea Selatan, Tide Aji Pratama, S.IP., M.Si., Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNIJA. Dalam pelaksanaan webinar, Muhammad Firdaus, Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNIJA menjadi moderator.

Pada awal webinar, Drs. Tri Adi Dharma, S.H., M.H., Dekan FISIP UNIJA membuka acara dan memberikan kata sambutan. Kawasan Asia Pasifik tentu menjadi Kawasan yang sangat menarik untuk dikaji, karena Kawasan terdiri dari berbagai negara yang memiliki berbagai latar belakang. Ia berharap bahwa Bapak Puji Basuki, S.IP., M.A., sebagai Sekretaris Pertama Protokol dan Konsuler KBRI Seoul dapat membagikan wawasan dan pengalaman dinamika Asia Pasifik, khususnya terkait sikap dan prilaku Korea Selatan dalam menghadapi kontestasi politik dan keamanan yang terjadi di Semenanjung Korea.

Drs. Tri Adi Dharma, S.H., MH memberikan sambutan kepada naarsumber dan peserta webinar

Kawasan Asia Pasifik merupakan salah satu kawasan yang sangat strategis dan dinamis di dunia ini. Secara geografis, kawasan ini meliputi Asia Timur (Jepang, Tiongkok, Taiwan, Korea Utara, Korea Selatan, dan wilayah Rusia yang berbatasan dengan samudra Pasifik), Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Myanmar), dan Australia-Oseania (Vanuatu, Kep. Fiji, dan lain sebagainya). Selain itu, kawasan ini juga dilalui oleh jalur pelayaran internasional dan jalur perdagangan tersibuk di dunia. Dari sisi sumber daya alamnya, kekayaan kawasan ini tidak perlu diragukan lagi.

Konsep Asia Pasifik mulai digunakan saat perekonomian di kawasan yang majemuk ini mulai tumbuh pada tahun 1980-an. Hal tersebut membuat kawasan ini, sering dijadikan bahan diskusi dalam proses komunikasi internasional sampai sekarang. Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa kawasan ini sangat penting bagi berbagai bidang kehidupan masyarakat internasional. Karena kekayaan dan faktor wilayah yangstrategis, kawasan ini sering menjadi medan perebutan pengaruh negara-negara besar (baik pada masa Perang Dingin ataupun setelahnya). Perebutan pengaruh tersebut berdampak pada dinamika kawasan ini. Apalagi jika dinamika tersebut dilihat dari sudut pandang geopolitik.

Di masa sekarang ini, ada dua kekuatan besar yang ingin menguasai kawasan Asia Pasifik secara geopolitik, yaitu Amerika Serikat sebagai pemegang establishment dan Tiongkok sebagai kekuatan baru yang siap menantang AS lewat konsep BRI (BeltandRoad Initiatives). Perseteruan antara AS dengan Tiongkok terjadi di beberapa wilayah Asia Pasifik, seperti di Laut Tiongkok Selatan yang dipicu dari klaim sepihak Tiongkok lewat konsep “ninedash-line”, sehingga menggangu perairan beberapa negara ASEAN (Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Indonesia). Selain karena beberapa negara seperti Malaysia dan Filipina, merupakan sekutu AS. Menurut AS, klaim sepihak Tiongkok atas Laut Tiongkok Selatan akan merusak stabilitas kawasan.

Kemudian, sering kali militer Tiongkok memasuki wilayah Taiwan secara ilegal. Seperti yang kita ketahui, Taiwan merupakan sekutu AS. Tindakan Tiongkok tersebut membuat AS semakin bersiaga dalam menghadapi ancaman Tiongkok. Permasalahan di Semenanjung Korea terkait proliferasi senjata nuklir Korut dan upaya unifikasi Korea juga menjadi permasalahan yang cukup dipengaruhi oleh kekuatan AS dan Tiongkok.Dari sini, kita bisa melihat bahwa secara geopolitik, kawasan ini sangat diinginkan oleh kekuatan-kekuatan besar dunia. Hal tersebut terbukti dari pertentangan kedua negara besar yaitu AS dan Tiongkok dalam memperebutkan pengaruh di kawasan Asia Pasifik. Dari pertentangan tersebut, lahirlah dinamika yang kelak akan mempengaruhi masa depan kawasan Asia Pasifik ini. Apakah ke depannya AS masih mempunyai pengaruh dominan pada kawasan tersebut atau justru malah Tiongkok yang akan merevolusi kawasan tersebut? Tidak ada yang tahu pasti. Yang jelas, hasil dari dinamika kawasan Asia Pasifik akan memiliki pengaruh pada tingkat international.

Dalam presentasinya, Puji Basuki, S. IP, M. Si beberapa hal penting terkait dinamika kawasan Asia Pasifik. Kondisi Kawasan Asia Pasifik dimasa sebelum pandemi dan saat pandemi. Dilihat dari perspektif sejarah, yaitu dari hasil perang dunia ke II yang mana AS menjadi pemenangnya, kemudian menempatkan pasukannya di Semenanjung Korea, Jepang, dan beberapa negara lainnya. Kemudian, AS juga membuat perjanjian dengan negara – negara untuk saling membantu ketika sebuah negara diserang atau kesulitan. Contohnya, seperti Taiwan yang waktu itu dibantu oleh AS untuk menyerang kembali, ini merupakan awal dari hegemoni AS di Asia Pasifik. Kedua, hadirnya Tiongkok pada tahun 1990an, di kawasan Asia Pasifik menjadi sumber kekuatan baru. Pada saat ini, Tiongkok hadir sebagai negara kekuatan ekonomi terbesar dunia ke dua setelah AS, dan menjadi negara yang memiliki kemampuan kekuatan di kawasan.

Hal yang melatar belakangi dua kekuatan besar berkumpul di Asia Pasifik adalah lokasinya yang strategis dari rute pelayaran internasional, dan sumber daya akan bahan mentah yang mumpuni. Terdapat suatu premis bahwa, siapa yang memiliki kekuatan di laut, dialah yang akan menguasai kawasan. Amerika sendiri memiliki pasukan angkatan laut yang tersebar di kawasan Pasifik Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, hingga Filiphina. Saat pemerintahaan Xi Jinping, Tiongkok membuat suatu inisiatif yaitu BRI (BeltRoadInitiative). Ini merupakan proyek yang cukup ambisius karena ingin menghubungkan Beijingdgn banyak negara. Ini upaya Tiongkok untuk menandingi rivalitas AS di kawasan.

Dinamika Asia Pasifik dimasa pandemi, menyebabkan resesi ekonomi international, journey restraction, kemiskinan baru, dan tumpulnya sistem kesehatan negara – negara berkembang. Idealnya, dua kekuatan dunia (AS & Tiongkok) bisa mengedepankan kerjasama di masa pandemi, dan mengurangi politik detterence. Kenyataannya, kedua negara masih berpatroli di kawasan yang menimbulkan ketegangan. Ekonomi politik di masa pandemi ini mengalami resesi yang cukup dalam hinggal minus. Banyak lembaga survei mengatakan, didukung oleh Tiongkok perekonomian dunia akan meningkat kembali. Salah satu cara agar perekonomian meningkat kembali adalah sudah mencapai HerdImunity.

Kebutuhan negara – negara di Asia Pasifik akan vaksin perlu upaya keras atau kerjasamauntuk memenuhi quota vaksin di negaranya. Hubungan Korea Selatan dan Tiongkok setelah perang dunia II tidak begitu baik, sehingga menimbulkan sentimental anti Tiongkok dalam masyarakat Korea Selatan. Hal tersebut tercermin pula dalam politik luar negeri kedua negara, saat AS mendirikan THAAD di Korea Selatan sebagai antisipasi atas nuklir Tiongkok. Hal tersebut membuat Tiongkok melakukan financial correction yang menyebabkan Korea Selatan merugi hingga 8 Miliar USD saat itu. Isu utama yang menjadi perhatian Korea Selatan adalah bagaimana kelanjutan dialog  dua korea dan juga isu denuklirisasi. Hubungan Korea Selatan dan AS period Joe Bidenmengerat dgn dilakukannya pertemuan yang bertujuan untuk menguatkan hubungan kedua negara di kawasan, sebagai bagian dari dialog dua Korea. Pertemuan tersebut juga menghasilkan bahwa Korea – AS aka bekerja sama mengenai vaksin, dan perusahaan – perusahaan Korea Selatan seperti Samsung, LG, dan Hyundai akan mendirikan pabrik di AS”.

Puji Basuki, S.IP., M.A. Sekretaris Pertama Protokol dan Konsuler KBRI Seoul Korea Selatan menyampaikan paparannya

Materi selanjutnya disampaikan oleh Tide Aji Pratama, S.IP., M.Si., Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNIJA. Ia menjelaskan bahwa apa yang terjadi di Asia Pasifik hari ini, tidak bisa dilepaskan dari konfigurasi politik keamanan, dimana AS masih memegang peranan penting. Namun, disisi lain terdapat pula konfigurasi ekonomi politik, dimana Tiongkok memegang peran penting. Semua negara di kawasan Asia Pasifik hari ini memainkan peran pentingnya masing – masing. Disatu sisi, mereka menerima bantuan yang diberikan oleh Tiongkok. Namun, disisi lain, mereka berusaha mempersenjatai diri sendiri. Karena dalam perspektif politik keamanan, kawasan Asia Pasifik terkini maju secara ekonomi, tapi secara politik keamanan rapuh menurut saya. Karena potensi konflik yang ada dikawasan Asia Pasifik ini besar sekali, seperti konflik Korea Selatan dgn Korea Utara, Konflik Jepang dgn China, belum lagi terdapat kemungkinan kemungkinanbaru seperti yang terjadi di Asia Tenggara mengenai Kemanusiaan atau krisis politik berkepanjangan seperti di Myanmar.

Selain Tradisional Companion di Asia Pasifik, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, terdapat pula pihak lain yang mencoba masuk untuk menjalin kerjasama seperti Uni Eropa dan Rusia. Negara – negara di Asia Pasifik juga menantikan bagaimama kebijakan luar negeri AS pada masa pemerintahan Joe Biden. Disisi lain, Tiongkok semakin percaya diri dengan kemampuan ekonomi dan militer yang dimilikinya.  Mengutip dari assertion Perdana Menteri Singapura, bahwaditengah pengaruh antara AS dan Tiongkok di kawasan, sebetulnya tidak ada satupun negara yang ingin memilih antara AS atau  Tiongkok. Karena berdasarkan sejarah, AS memiliki peranan kunci di dalam kawasan Asia Pasifik pasca perang tidak akan semaju ini tanpa campur tangan AS. Namun, dalam kondisi hari ini Tiongkok menawarkan kerjasama ekonomi yang luar biasa”.

 

 

Tide Aji Pratama, S.IP., M.Si., Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNIJA menyampaikan paparannya.

Peserta webinar yang tediri dari mahasiswa dan dosen

Pada akhir webinar, mahasiswa dan narasumber saling berdiskusi terkait materi dan pengalaman narasumber. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai dinamika dalam Hubungan Internasional khususnya di kawasan Asia Pasifik. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan bagi mahasiswa Universitas Jakarta khususnya mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional mengenai Dinamika di Asia Pasifik dalam sudut pandang geopolitik.

 

 

Editor

Muhammad Fachrie, S.IP.,M.A.