Tag: Muhammadiyah

UAH: Saya Putera dan Kader Asli Muhammadiyah

Dr. (HC) Adi Hidayat, Lc., MA., menyebut dirinya sebagai putera dan kader Muhammadiyah saat mengakhiri orasi ilmiah dalam rangkaian Penganugerahan Gelar Kehormatan Physician Honoris Causa (HC) di Aula KH. Ahmad Azhar Basyir, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Selasa (30/05/2023).

“Dengan bangga ingin saya sampaikan. Saya Adi Hidayat, putera dan kader asli Muhammadiyah.  Muhammadiyah tidak pernah melahirkan putera-puterinya kecuali untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara”, ungkapnya. Pernyataan ini  disampaikannya dengan tegas dan rasa  bangga diiringi riuh tepuk tangan tangan tamu undangan yang turut hadir menyaksikan rangkaian acara.

Baca juga : Haedar Nashir: Pendidikan Islam Berkemajuan Jadi Tantangan Lembaga Dakwah di Indonesia

Di hadapan ratusan tamu undangan dan ribuan orang yang menyaksikan prosesi penganugerahan secara langsung melalui kanal Youtube TV UMJ, TVMu dan Adi Hidayat Official, UAH sapaan akrabnya, menyampaikan betapa pendidikan berperan penting membentuk insan berkarakter yang membawa kejayaan bagi umat dan bangsa.

Salah satu hasil manajemen pendidikan Islam yang baik disebutkan UAH adalah KH. Ahmad Dahlan yang pendidikannya menghasilkan Penolong Keselamatan Oemoem (PKO), panti-panti yatim dan pusat pendidikan. Kemudian lahir persyarikatan Muhammadiyah yang usianya sudah melewati 1 abad.

Nama-nama tokoh bangsa lain tak luput disebutkan, seperti Jenderal Sudirman, Buya Hamka, Agus Salim, dll., untuk menunjukkan betapa pokok dari pendidikan Islami yang diturunkan pada manajemen pendidikan akan menghasilkan insan-insan cerdas dan mulia yang membawa kejayaan.

Gagasan UAH yang disampaikan dengan judul penelitian “Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Al-Qur’an dan Sunnah Serta Implementasinya Menuju Pendidikan Berkemajuan” terinspirasi dari pendidikan yang dilakukan para nabi. Menurutnya, Allah telah memberikan instrumen-instrumen pada nabi untuk mendidik umatnya sesuai dengan zamannya.

Manajemen pendidikan Islam yang dilakukan Nabi Muhammad noticed., pada masa itu telah melahirkan peradaban terbaik sepanjang masa. Masyarakat jahiliyah berubah menjadi khairu ummah berkat manajemen pendidikan Islam yang diterapkan rasul sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an melalui penjelasan dalam bentuk sunnah.

Kejayaan Islam dan Indonesia menginspirasi UAH untuk membangun sebuah manajemen pendidikan Islam berbasis Al-Qur’an dan sunnah yang menggabungkan intelektual, non secular, dan akhlak. UAH dalam penelitiannya menyatukan tiga unsur pendidikan utama yaitu tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib.

Ketiganya jika dipadukan akan melahirkan adab dan dapat diimplementasikan melalui tiga poros yaitu poros masjid sebagai poros non secular, poros kampus atau sekolah sebagai poros intelektual, dan poros rumah sebagai poros tempat mengamalkan apa yang didapat dari kedua poros sebelumnya.

Secara khusus UAH menyarankan pada pihak perguruan tinggi dan sekolah untuk menerapkan manajemen pendidikan Islam yang dilakukan melalui tiga poros tersebut. Lebih lanjut, UAH menegaskan bahwa orasi ilmiah yang disampaikannya berdasarkan pendidikan yang telah didirikan dan dibangun yaitu Yayasan Quantum Akhyar Institute (QAI) di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

Yayasan tersebut bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah. Penyelenggaraan pendidikan di QAI terdiri dari pendidikan formal dan casual. Pendidikan formal yang saat ini diselenggarakan QAI terdiri dari Akhyar Internasional Islamic College (AIIS) yang dimulai dari kelompok bermain, TK hingga studi lanjutan jenjang doktor.

Kurikulum yang digunakan AIIS berdasar pada nilai keislaman sesuai nilai-nilai Al-Qur’an dan hadis dipadukan dengan standar pendidikan nasional. Pendidikan formal selanjutnya dalah Program Pendidikan Kader Ulama (PKU) yang setingkat dengan program sarjana, magister, dan doktor. Sementara itu pendidikan non-formal terselenggara melalui program At-Taisir Studying Middle (ALC) dan Ma’had Islam Rafiah Akhyar Institute (MIRA Institute).

Ia menuturkan bahwa orasi ilmiah pada rangkaian penganugerahan itu disampaikan sesuai dengan harapan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam UU Sisdiknas. Dengan manajemen pendidikan Islam tersebut, diharapkan akan melahirkan insan-insan mulia dan cerdas di bidangnya.

Maka, siswa lulusan AIIS yang dididik sejak degree Kelompok Bermain hingga Doktor disiapkan untuk mengabdi pada umat, bangsa dan agama. “Kapanpun Muhammadiyah memanggil, mereka siap ditempatkan untuk mengabdi di Muhammadiyah. Kapanpun Indonesia memanggil, mereka siap mengabdi untuk negara dan bangsa,” tegas UAH.

Mengakhiri orasinya UAH dengan bangga menyampaikan, “Saya Adi Hidayat, putera dan kader Muhammadiyah. Bahwa Muhammadiyah tidak pernah melahirkan putera-puterinya kecuali memiliki kontribusi bagi bangsa dan negara.”

Pada kesempatan tersebut, UAH menyerahkan hasil penelitian dengan judul Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Al-Qur’an dan Sunnah Serta Implementasinya Menuju Pendidikan Berkemajuan dan buku Metode At Taisir 30 Hari Hafal Al-Qur’an beserta buku Muroja’ah Metode At-Taisir dua sekuel kepada Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si., didampingi oleh Prof. Masyitoh Chusnan, M.Ag.

Penganugerahan Physician Honoris Causa dihadiri oleh sejumlah tokoh politik dan tokoh nasional di antaranya Ketua PP Muhammadiyah, Ketua Majelis PP Muhammadiyah, Menteri Perdagangan RI Dr. HC Zulkifli Hasan, perwakilan Imam Masjid New York, para Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah, PWM dan PWA Banten, Duta Besar Negara Timur Tengah seperti Oman, Uni Emirat Arab, dan Yaman, Sekum MUI Jawa Barat, Ketua Dewan IICT Mesjid pertama di Toronto, Canada, Subhan Bushar, keluarga, kolega dan kerabat UAH.

Editor : Tria Patrianti


193

Ketua MPKS PP Muhammadiyah: Ayo Peduli Lansia

Dalam rangka peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HALUN) ke-27, Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MPKS) bekerjasama dengan Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (Kesos FISIP UMJ) menyelengarakan diskusi publik untuk mewujudkan lansia sehat, sejahtera dan bermartabat. Diskusi yang dihadiri para pemangku kebijakan, sivitas akademika, praktisi Kesehatan, dan masyarakat Ini dilaksanakan secara hybrid pada hari Selasa (30/05/2023) di Ruang Rapat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Baca juga : Majelis Dikdasmen dan Non-Formal PP Muhammadiyah Bahas Empat Isu Pendidikan

Acara ini dihadiri oleh Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, S.Sos., M.Si., Figur Ulama Muhammadiyah Dr. Kiai Saad Ibrahim, Ketua MPKS PP Muhammadiyah Dr. Mariman Darto, M.Si., Kaprodi Kesos FISIP UMJ Muhammad Sahrul, M.Si. dan dosen FISIP UMJ. Diskusi publik ini juga diisi oleh narasumber Ketua Komisi 8 DPR RI Dr. Ashabul Kahfi, M.Ag., Penggiat Kelanjutusiaan Dr. Adhi Santika, MS. SH., Dosen Kesos FISIP UMJ Rahmawati, S.Ag., M.Si. Acara ini juga diikuti oleh mahasiswa Prodi Kesos FISIP UMJ dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia  yang hadir secara daring by way of Zoom.

“Semakin terawat usia lanjut, semakin bermartabat sebuah bangsa. Kita harus pahami lebih element, di Jepang 2/3 penduduknya berusia lanjut, dan disana perhatian terhadap orang-orang yang sudah lanjut sangat luar biasa. Dan perlu saya ingatkan bahwa tingkat perhatian disana dilakukan lewat dimensi bodily kepada yang berusia lanjut,” papar Dr. Kiai Saad Ibrahim.

Muhammadiyah berperan sangat penting karena memilki strategi terhadap persoalan terhadap lansia dan berharap proses mitigasi demografi kependudukan dapat seimbang dan kendala terhadap kondisi ketimpangan masalah lansia.

“Antisipasi terhadap persoalan lansia ini perlu dilakukan agar tidak menjadi beban dengan mendorong dan mengaktivasi serta meningkatkan produktivitas mereka dengan program yang kita lakukan,” papar Ketua MPKS PP Muhammadiyah Dr. Mariman Darto, M.Si.

Usia lansia dapat dikatakan bukan usia yang muda lagi karena kondisi fisik yang sudah melemah, kondisi fisik ini membuat terbatas untuk bersosial dan tidak seperti di masa muda. Pada kondisi tertentu lansia seringkali merasakan kesepian seperti diitinggal wafat pasangan, finansial, dan tempat tinggal.

“Bahwa yang terpenting di usia lansia adalah bagaimana menjalani masa lansia dengan kondisi bahagia adalah keinginan semua orang,” papar Ketua Komisi 8 DPR RI Dr. Ashabul Kahfi, M.Ag.

“Banyak sekali demografis yang menunjukan jumlah angka lansia baik dari angka kesehatan, umur dan kondisi yang lain. Perhitungan demografi ini memang benar adanya, tetapi tidak hanya terpaku pada itu saja melainkan kita juga harus memikirkan langkah-langkah dengan membuat program sosial dan lebih memperdalam bagaimana dimensi sosial di usia lansia,” papar Penggiat Kelanjutusiaan Dr. Adhi Santika, MS. SH.

Di usia lansia tidak hanya fisik, finansial, keluarga dan faktor lainnya, tetapi bagaimana pemerintah juga memberikan wujud untuk mensejahterakan lansia dengan memberikan program pelayanan sosial dan pengaturan terhadap peraturan perundang-undangan tentang lansia. “Tidak hanya pemerintah, perguruan tinggi juga memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan lansia. Semua yang terlibat dalam perguruan tinggi termasuk dosen, mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan,” papar Dosen Kesos FISIP UMJ Rahmawati, S.Ag., M.Si.

Editor : Tria Patrianti


51

MENPORA: Muhammadiyah Banyak Beri Kontribusi Pada Negara

Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Deputi Pembudayaan dan Olahraga Suyadi Pawiro menyebut Muhammadyah banyak beri kontribusi kepada negara baik pada bidang kesehatan hingga olahraga. Hal tersebut disampaikan pada gelaran Seminar IPTEK Olahraga prodi Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (POR FIP UMJ) dengan tema Optimalisasi Sumber Daya Olahraga Sebagai Daya Tarik Pariwisata Kota Tangerang Selatan di Auditorium FIP UMJ, Selasa (23/05/2023).

Strategi pengembangan SDM olahraga pada sektor pariwisata nasional disampaikan Suyadi pada paparan materinya  bahwa bidang olahraga sangat penting dalam menyangkut semua proses kelangsungan hidup negara baik pada sektor kesehatan maupun perekonomian.

Tidak hanya itu, pentingnya Sport Growth Index (SDI) sebagai tolak ukur pembangunan olahraga di Indonesia pun disampaikan oleh Suyadi bahwa pembangunan olahraga bukan hanya dilihat dari seberapa sukses atletnya. Namun, bagaimana pelajar serta masyarakatnya baik dari usia dini hingga lansia dapat bergerak aktif, bugar, dan berkarakter unggul.

“Sebagaimana diketahui, SDI terdiri dari sembilan dimensi yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), ruang terbuka, partisipasi, kebugaran, literasi fisik, kesehatan, perkembangan private, ekonomi, dan performa,” jelas Suyadi.

Baca Juga : FIP UMJ Bisa Berikan Kontribusi untuk Olahraga Nasional

Adapun Indeks SDI nasional disampaikan Suyadi di tahun 2021 sebesar 0,408 termasuk kedalam kategori rendah. Kemudian, tiga dimensi yang memiliki indeks tertinggi yakni pada dimensi ekonomi, literasi fisik, dan perkembangan nasional.

Sedangkan pada tiga dimensi yang memiliki indeks terendah yakni pada dimensi SDM, kebugaran, partisipasi, serta dimensi kesehatan. Maka dari itu, bidang olahraga sangat penting dalam keberlangsungan hidup negara terutama pada sektor perekonomian.

Terlihat dari banyaknya jenis barang olahraga yang dibeli oleh masyarakat seperti sepatu, peralatan olahraga, supelmen, dan lain sebagainya. Wisata olahraga  nasional pun menjadi tujuan utama pariwisata seperti Tour De Singkak, Borobudur Marathon , Moto GP Mandalika, System 1 Energy Boat, System E Jakarata, hingga berbagai eventt olahraga di berbagai daerah lainnya.

Wakil Walikota Tangerang Selatan H. Pilar Saga Ichsan, S.T., M.Ars. menyampaikan dalam sambutannya bahwa UMJ banyak berperan aktif dalam mendukung kemajuan di bidang olahraga. Maka dari itu, menjelang PORPROV 2026 mendatang Tangsel yang menjadi tuan rumah meminta UMJ untuk dapat memfasilitasi pada acara tersebut.

“Tentu saja hal ini menjadi langkah awal dalam mengembangkan SDM atlet Tangerang Selatan nasional hingga internasional  yang telah menyumbangkan banyak medali untuk Indonesia. Saya percaya kepada UMJ yang memiliki banyak atlet serta kamous yang memiliki fasilitas olahraga lengkap untuk dapat mensukseskan PORPROF 2026 mendatang,” jelas Pilar.

Selaras dengan itu, Wakil Rektor I (UMJ)  Dr. Muhammad Hadi, S.Kp., M.Kep. pun berharap UMJ menjadi tuan rumah bagi para atlet dalam menempuh pendidikan sesuai dengan misi Tangsel untuk menjadi pusat pariwisata di bidang olahraga.

“Setiap orang membutuhkan olahraga sama halnya seperti nutrisi, umj yang memiliki banyak fasilitas olahraga mendukung Tangsel sebagai pusat pariwisata bidang olahraga,” tutup Hadi.

Gelaran Seminar IPTEK Olahraga merupakan serangkai acara dari Sport Schooling Pageant yang akan dilaksanakan pada Rabu, 24 Mei 2023 mendatang dengan rangkaian acara Atlet Youngsters SD Se-Jabodetabek, dan Bazar di Lapangan Sepak Bola UMJ.

Editor : Budiman


16