Month: November 2022

Eurasia International Course FIS UNJ Sesi-13 Menekankan Pentingnya Pendidikan Multikultur di Indonesia

Humas UNJ, Jakarta-Kamis, 24 November 2022, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (FIS UNJ) menyelenggarakan The Eurasia International Course pertemuan ke-13. Di mana FIS UNJ menjalin kerja sama dengan The Eurasia Foundation (from Asia) untuk program International Guest Lecturer Series. Kegiatan ini dilakukan secara hibrid, baik secara daring melalui Zoom dan Live Streaming Youtube FIS UNJ Official, dan luring di Gedung Dewi Sartika, Lantai 10, Kampus A UNJ.

Pertemuan ke-13 kali ini diikuti oleh 42 mahasiswa yang hadir luring dan 89 mahasiswa hadir daring, dosen serta masyarakat umum, baik di UNJ maupun di luar UNJ. Pada pertemuan ke-13 ini, FIS UNJ dengan bangga menghadirkan narasumber Prof. Elly Malihah dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) secara daring dengan topik “Teaching Multiculturalism: Teacher and Multiculturalism Education”.

Melalui pemaparan daringnya, Prof. Elly menjelaskan pentingnya pendidikan multikultural di sekolah sebagai salah satu ikhtiar untuk mengelola potensi-potensi keberagaman yang ada di Indonesia agar tidak menjadi bencana bagi bangsa sendiri. Prof. Elly berpendapat bahwa pendidikan multikultur memiliki beberapa urgensi sehingga perlu diterapkan di sekolah. Pendidikan multikultur dapat menumbuhkan kesadaran bahwa kita hidup di masyarakat pasti ada perbedaan di kalangan siswa. Pendidikan multikultur dapat menumbuhkan penerimaan terhadap keberagaman. Kemudian pendidikan multikultur dapat menumbuhkan kesetaraan pada setiap individu tanpa melihat suku, agama, dan perbedaan lain, ungkap Prof. Elly.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Elly juga menyebutkan bahwa sekolah merupakan miniatur dari keberagaman masyarakat sehingga sekolah bisa menjadi saluran sosialisasi dari pendidikan multikultur. Sekolah juga perlu dan penting melakukan kolaborasi dengan keluarga sebagai lingkungan pertama yang berinteraksi dengan siswa. Tidak hanya penjelasan dalam kelas yang dapat dilakukan, namun bisa dengan praktik pada aktivitas sehari-hari misalnya dengan membuat kegiatan untuk menggunakan pakaian adat dari berbagai budaya ke sekolah pada kesempatan tertentu, mengenalkan dan bermain dengan alat musik daerah, dan kegiatan lain. Prof. Elly juga menjelaskan terdapat 3 ruang lingkup pendidikan multikultur yang terdiri dari Global Multiculturalism, National Multiculturalism, dan Local Multiculturalism. Guru sendiri memiliki peran dalam pendidikan multikultur. Guru berperan sebagai aktor, sebagai fasilitator, dan sebagai inspirator, jelas Prof. Elly.

Pada pertemuan ke-13 ini, Rakhmat Hidayat selaku Koordinator Pelaksana Kegiatan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Elly Malihah. Menurut Rakhmat, materi yang disampaikan Prof. Elly sangat erat kaitannya dengan keilmuan beberapa prodi di Fakultas Ilmu Sosial UNJ, ungkap Rakhmat Hidayat yang juga Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi FIS UNJ.

Sementara itu, Prof. Sarkadi selaku Dekan FIS UNJ juga menyampaikan bahwa materi hari ini memberikan pemahaman dasar dan praktis kepada mahasiswa mengenai pendidikan multikultural, ucap Prof. Sarkadi.

Unpad dan Iran Jalin Kerja Sama Pengembangan Nanoteknologi – Universitas Padjadjaran

Laporan oleh Davinna Anggita Putri Zulkarnain

[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran menjalin kerja sama dengan Iran Nanotechnology Initiative Council (INIC). Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Rektor Unpad, Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE., dan Sekretaris Jenderal INIC, Dr. Saeed Sarkar, di Ruang Executive Lounge Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Rabu (23/11/2022).

Kolaborasi ini diusulkan dengan mempertimbangkan persamaan kepentingan antara Unpad dan Universitas Teheran, universitas tempat Sarkar mengajar, yaitu nanoteknologi. Secara spesifik, tentang bagaimana nanoteknologi digunakan dalam peralatan medis dan obat-obatan untuk menghasilkan proses penyembuhan yang cepat dan minim efek samping.

Sebelum penandatanganan MoU, kedua pihak menjalankan diskusi yang juga diikuti oleh Dr. Ali Najimi (Wakil Sekretaris Jenderal Industry INIC), Mohammad Hossein Rekabi (Attaché Kedutaan Besar Republik Islam Iran), Amir Rostam Dokht (Petugas Protokol Kedutaan Besar Republik Islam Iran), Prof. Dr. Yudi Mulyana Hidayat (Dekan Fakultas Kedokteran Unpad), dan Prof. Rizky Abdullah, Ph.D. (Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat).

Dalam diskusi tersebut, Sarkar menyatakan bahwa kolaborasi ini sangat penting untuk mendorong penerapan nanoteknologi di sektor medis kedua negara, serta meningkatkan efektivitas biaya-nya.

“Penggunaan nano sangat efektif dan minim efek samping,” kata Dr. Sarkar. 

Ia kemudian menjelaskan lebih jauh tentang bagaimana nano sense technology bisa mendiagnosis sel kanker dalam 10 detik, serta mendeteksi keseluruhan bagian tumor secara akurat.

Sebelumnya, kanker bisa kembali tumbuh karena proses pengangkatan tumor masih meninggalkan sedikit sisa yang akan berkembang menjadi tumor baru dalam 1-2 tahun. Dengan nanoteknologi, persentase kanker tumbuh kembali dapat diperkecil.

Selain itu, ada pula obat-obatan nano-based yang bisa digunakan untuk menangani kanker dengan lebih aman. Hal tersebut dikarenakan obat-obatan ini langsung menuju tumor kanker tanpa merusak organ-organ tubuh lain selama prosesnya. Namun, obat nano-based sangat mahal. Harganya bisa mencapai 800 dolar per injeksi karena teknologi yang digunakan untuk membuatnya masih sangat baru.

Hal ini bisa diatasi jika riset dan penerapan nanoteknologi lebih digencarkan lagi. Hal inilah yang menjadi tujuan kolaborasi ini.

“Jika kita benar-benar ingin membantu masyarakat, kita harus fokus ke riset dan perkembangannya,” Sarkar menegaskan.

Rektor pun menyetujui usulan untuk mengadakan seminar gabungan dan lokakarya mengenai topik-topik seputar nanoteknologi, seperti nanofarmasi. Para profesor dan kandidat Doktor dari Unpad, Universitas Teheran, dan berbagai universitas lain bisa diundang untuk menjadi pembicara maupun peserta. Kolaborasi ini bisa menjadi permulaan dari partisipasi Unpad dalam pendidikan mengenai nanoteknologi.

“Di Unpad, masih belum ada program pembelajaran yang spesifik mengenai nanoteknologi, tetapi kami sudah memiliki pusat risetnya,” Rektor menyatakan. 

Sarkar menambahkan bahwa pelaksanaan summer school untuk para mahasiswa sarjana juga bisa dilakukan. Tujuannya untuk meningkatkan familiaritas mereka terhadap konsep nanoteknologi dan penggunaannya di bidang medis.

Pertukaran pelajar antara Unpad dan Universitas Teheran juga sedang melalui tahap diskusi, mengingat besarnya keterlibatan UT dalam nanoteknologi, baik di bidang riset maupun pendidikan. (arm)*

FKG Unpad Sosialisasikan Perilaku Sehat Gigi dan Cegah Stunting ke Kader Posyandu Remaja – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran menyelenggarakan Program Kemitraan Masyarakat berupa “Pelatihan Kader Posyandu Remaja dalam Sosialisasi Perilaku Sehat Gigi dan Pencegahan Stunting” di Kantor Kelurahan Sukagalih, Bandung, Sabtu (19/11/2022). Kegiatan ini bermitra dengan Puskesmas Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

Penyelenggaraan kegiatan mengikutsertakan para residen Prodi PPDGS Ilmu Kesehatan Anak FKG Unpad di bawah tanggung jawab Prof. Dr. Arlette Suzy Setiawan, drg., Sp.KGA, Subsp. AIBK(K), M.Psi, FSCDA, FiADH selaku ketua Program Kemitraan Masyarakat ini.

Selain Prof. Arlette, tim program tersebut juga terdiri dari Dr. Arief Budiarto, DESS, (dosen Fakultas Psikologi Universitas Jendral Achmad Jani) dan Naninda Berliana Pratidina, drg., Sp.KGA (dosen FKG Unpad).

Dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad dijelaskan, tim menilai dua permasalahan di wilayah kerja Puskesmas Sukagalih, yaitu kesehatan gigi dan dan masalah gizi, memerlukan suatu solusi. Sosialisasi perilaku kesehatan masyarakat adalah tugas setiap elemen masyarakat, tidak terkecuali remaja.

Berdasarkan informasi dari Kepala Puskesmas, remaja di wilayah kerja Puskesmas Sukagalih tergolong aktif dan berinisiatif meminta bimbingan dari pihak puskesmas. Namun, karena kurangnya tenaga kesehatan, ditambah dengan situasi pandemi yang mendorong tenaga kesehatan terserap pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pandemi, diperlukan kerjasama dengan pihak eksternal dalam pembinaan kelompok remaja ini.

Untuk itu, kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pembinaan pada kelompok remaja di Sukagalih, sehingga para remaja ini dapat berperan sebagai kader di lingkungannya.

Pelatihan tersebut menghadirkan tiga narasumber, yaitu Kepala Puskesmas Sukagalih, Galuh Widya Sidarta, drg dengan materi mengenai Posyandu Remaja, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad Dra. Kismiyati El Karimah, M.Si., yang membawakan materi komunikasi persuasif, serta dosen FKG Unpad Dr. Ratna Indriyanti, drg., Sp.KGA, Subsp. KKA(K), yang membawakan materi perilaku sehat gigi dan kaitannya dengan pencegahan stunting.

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian remaja pada kesehatan gigi, karena beberapa studi telah membuktikan adanya hubungan timbal balik antara kesehatan gigi dengan status gizi.

Dengan adanya program untuk remaja mengenai edukasi kesehatan gigi dan mulut dalam pencegahan stunting diharapkan dapat tepat sasaran karena kesehatan gigi dan mulut termasuk dalam area kosmetik.

Remaja merupakan usia di mana faktor estetika mulai diperhatikan sehingga edukasi suatu perilaku kesehatan gigi yang baik dan dipadu dengan gizi diharapkan akan turut menguatkan program pencegahan stunting. (rilis)*

Dosen Fapet Unpad Kembangkan Alat Inseminasi Buatan Praktis dan Sederhana – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Dr.agr. Ir. Raden Siti Darodjah, M.S., mengembangkan alat inseminasi buatan untuk hewan ternak. Alat inseminasi buatan yang dikembangkannya diambil dari bahan-bahan yang ada di sekitar peternak, sehingga mampu menekan tingginya biaya untuk pembelian alat inseminasi buatan yang beredar di pasaran.

Sejak 2019, dosen yang akrab disapa Dace ini melakukan riset pengembangan alat inseminasi buatan sederhana dengan mengadaptasi alat yang sudah ada sebelumnya bersama tim Fapet. Tujuan utamanya adalah bagaimana bisa memproduksi keturunan ternak dengan kualitas yang lebih bagus tanpa perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk membeli alat inseminasi buatan.

“Melalui teknologi inseminasi buatan, kita memaksimalkan pejantan untuk menghasilkan keturunan yang baik. Selain itu, ini juga bisa mereduksi petani sehingga tidak perlu membeli banyak ternak jantan,” kata Dace saat menjadi narasumber dalam acara “InovTalk: Alat Inseminasi Buatan” di kanal YouTube Unpad, Senin (21/11/2022) lalu.

Beberapa alat yang telah dihasilkan Dace dan tim di Laboratorium Produksi Ternak Fapet Unpad antara lain vagina buatan untuk menampung sementara dari sperma sapi yang akan diinseminasi. Dace membuat alat ini dari bahan-bahan sederhana dan bisa diperoleh dengan mudah, yaitu paralon yang dilapisi karet elastis serta telah dilengkapi dengan corong dan tabung reaksi.

“Jika dulu alat yang ada di laboratorium kami itu dibeli dari Jerman, akhirnya kita berupaya menciptakan alat sendiri dan bisa kita ajarkan ke peternak untuk membuat sendiri,” ujar Dace.

Alat ini juga dapat dipakai secara berulang, tahan lama, dan bisa digunakan secara bersamaan oleh para peternak dalam satu kelompok, sehingga kelompok ternak hanya cukup mempunyai satu jantan saja.

Selain vagina buatan, Dace juga menciptakan straw untuk menyimpan sperma yang sudah dibekukan. Alat ini sangat efektif untuk membawa spesimen menuju lokasi peternakan yang cukup terpencil. Cukup dimasukkan ke dalam termos yang berisi Nitrogen cair, spesimen dalam straw akan memiliki daya tahan yang cukup lama.

Alat lain yang diciptakan Dace adalah spons vagina untuk merangsang timbulnya hormon progesteron, serta spekulum sederhana terbuat dari paralon yang sudah dipasangi lampu.

Alat-alat ini sudah diujicobakan untuk proses inseminasi buatan pada sapi Pasundan yang ada di peternakan di Cijeunjing, Ciamis. Tidak hanya sapi, alat ini juga bisa digunakan untuk hewan domba, kambing, hingga kelompok unggas. Alat inseminasi buatan ini juga tengah diajukan untuk memperoleh paten.*

UNJ Masuk TOP 10 Pencatatan Ciptaan HKI Tertinggi di Indonesia Tahun 2022

Humas UNJ, Jakarta-Pada Senin, 21 November 2022, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) memberi apresiasi kepada beberapa pihak mulai dari tokoh, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga, hingga Paguyuban yang dinilai telah berperan aktif dalam memacu pertumbuhan kreativitas dan inovasi melalui Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

Pada kegiatan tersebut, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berhasil meraih penghargaan Jumlah Pencatatan Ciptaan Top 10 Tertinggi di Indonesia tahun 2022 pada Kategori Perguruan Tinggi. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Yasonna H. Laoly selaku Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) di Hotel Bidakara, Jakarta kepada Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ.

Atas penghargaan yang diterima oleh UNJ, Prof. Komarudin menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kerja keras Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNJ (LPPM UNJ), dan dukungan seluruh jajaran pimpinan, dan peran serta aktif dari sivitas akademika UNJ.

Prof. Komarudin juga menekankan kepada seluruh sivitas akademika UNJ untuk terus aktif dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi, khususnya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui penelitian terapan, Prof. Komarudin berharap dapat menghasilkan luaran penelitian yang dapat memberikan kontribusi langsung bagi pemecahan masalah yang ada di masyarakat, ungkap Prof. Komarudin.

Di tempat terpisah, Prof. Ucu Cahyana selaku Kepala LPPM UNJ menyampaikan bahwa capaian prestasi dalam HKI ini berkat kerjasama dan dukungan semua pihak sivitas akademika UNJ. HKI yang didaftarkan oleh dosen atau peneliti dan mahasiswa UNJ adalah hasil luaran penelitian yang memiliki tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) yang beragam, ungkap Prof. Ucu Cahyana.

Prof. Ucu Cahyana menambahkan bahwa pada tahun 2019 dan tahun 2020, LPPM UNJ juga memperoleh penghargaan peringkat 1 Pencatatan Hak Cipta tertinggi dari Kemenkumham kategori Lembaga Penelitian. Capaian tersebut merupakan wujud kebijakan UNJ dalam mendorong dosen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas luaran penelitian. Sejak tahun 2017, LPPM UNJ menetapkan kebijakan seluruh kegiatan penelitian terapan dan pengembangan yang dilakukan oleh dosen-dosen UNJ wajib menghasilkan luaran Hak Kekayaan Intelektual serta memfasilitasi seluruh proses pendaftaran HKI. LPPM UNJ berkomitmen memfasilitasi dan mengawal agar seluruh dosen yang telah memiliki berbagai produk luaran penelitian dapat mengusulkan sertifikat HKI secara periodik, tutup Prof. Ucu Cahyana.

Sebanyak 41 Dosen Unpad Ikuti Pelatihan Pekerti – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Sebanyak 41 dosen Universitas Padjadjaran megikuti Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) 2022 di Ruangan Oemi Abdurachman Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Jatinangor, Senin (21/11/2022) hingga Jumat (25/11/2022).

Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan Prof. Dr. Ida Nurlinda, M.H. Dalam sambutannya, Prof. Ida mengatakan pelatihan ini penting diikuti bagi dosen Unpad. Pelatihan ini diharapkan dapat menjadikan dosen Unpad sumber daya manusia yang lebih mumpuni.

“Ini suatu kewajiban yang harus kita ikuti bersama sebagai komitmen kita sebagai dosen di Universitas Padjadjaran,” kata Prof. Ida.

Lebih lanjut Prof. Ida mengatakan, seorang dosen setidaknya harus memiliki tiga kemampuan dasar, yaitu merancang proses pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya.

Dalam proses tersebut, dosen diharapkan dapat membawa pengaruh yang baik bagi mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan.

“Momen seperti ini menjadi hal yang sangat penting. Tidak semata terkait dengan proses pembelajaran itu sendiri tapi bagaimana dengan keilmuan yang kita punya bisa mendorong teman-teman mahasiswa menjadi anak muda yang pionir yang cukup baik,” kata Prof. Ida.

Selain itu, Prof. Ida juga berharap dosen Unpad dapat menjadi bagian dalam menjadikan Unpad bermanfaat dan mendunia. Acara dihadiri juga oleh Sekretaris Direktorat Sumber Daya Manusia Dewi Rostiawati, M.Ak, Ketua Panitia Pekerti Prof. Dr. Elin Herlia, serta tim pemateri Pekerti Unpad. (arm)*

FEB Unpad Hadirkan Sejumlah Pakar Bahas Solusi Pemulihan Sektor Bisnis dan Industri Global – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran menggelar kegiatan “ASEAN Faculty Collaborative Working Group” dan konferensi internasional “The Global Advance Research Conference on Management and Business Studies (Garcombs) 2022” di Hotel Savoy Homann, Bandung, Kamis (17/11/2022) hingga Sabtu (19/11/2022).

Dekan FEB Unpad Prof. Dr. Nunuy Nur Afiah, S.E., M.Si., CA., mengatakan, kegiatan ini menjadi ajang untuk memperkuat kolaborasi dengan para mitra internasional di FEB. Melalui kegiatan ini, FEB menghadirkan sejumlah pakar dari negara ASEAN dan Eropa.

“Kita ingin berkolaborasi bagaimana Indonesia, ASEAN, dan negara Eropa untuk bersama meningkatkan kualitas dari tiga pilar di FEB, yaitu pengajaran, riset, dan jejaring komunitas,” ujar Prof. Nunuy saat membuka kegiatan, Jumat (18/11/2022).

Kolaborasi tersebut, kata Prof. Nunuy, diimplementasikan dalam dua kegiatan, yaitu ASEAN Faculty Collaborative Working Group serta Garcombs 2022. Harapannya, dua kegiatan ini menjadi upaya untuk meningkatkan kualitas FEB Unpad di tingkat internasional.

Senada dengan Prof. Nunuy, Ketua Program Studi Program Doktor Ilmu Manajemen (DIM)  Unpad yang menjadi pelaksana Garcombs 2022 Prof. Yudi Azis, M.T., PhD, mengatakan, tema utama dari kegiatan Garcombs tahun ini adalah “Rethinking and Creating Resilience to Enhance Industry and Business Sustainability”.

Tema ini disesuaikan dengan kondisi global saat ini, baik saat ini dan prediksi di masa depan. Prof. Yudi mengatakan, situasi global yang tidak pasti, baik di sektor ekonomi, geopolitik, hingga sosial, sangat berdampak pada keberlanjutan di sektor bisnis dan industri.

“Harapan kita jelas, banyak hal di masa depan yang akan memerlukan berbagai riset yang bisa menjadi solusi, memulihkan, dan meminimalkan berbagai risiko,” kata Prof. Yudi.

Kegiatan Garcombs tahun ini, terkumpul 112 makalah dari 300 penulis yang akan dipresentasikan pada sesi paralel hingga Sabtu (19/11/2022). Sesi paralel tersebut mendiskusikan berbagai tema terkait bagaimana membangunan ketahanan di sektor manajemen bisnis.

“Partisipan datang dari banyak negara, seperti Malaysia, Maroko, Kamboja, Ghana, RRC, Mongolia, Vietnam, Filipina, dan banyak negara lainnya,” kata Prof. Yudi.

Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan para pembicara yang merupakan pakar dari beberapa negara yang akan membahas mengenai kondisi sektor bisnis dan industri saat ini, tantangan ke depan, hingga bagaimana solusi pemulihan yang bisa dilakukan

Garcombs 2022 menghadirkan tiga pembicara kunci, yaitu Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dia Ediana Rae, serta Profesor Osnabruck University of Applied Sciences, Jerman, Prof. Dr. Peter Mayer.*

Perjanjian Realignment FIR dan Dampaknya terhadap Kedaulatan Laut dan Udara Indonesia – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Indonesian Center for International Law bersama Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran menggelar “Padjadjaran Dialektika” secara hybrid dari Auditorium Tommy Koh-Mochtar Kusumaatmadja, Jatinangor, Kamis (10/11/2022).

Acara ini mengangkat tema “Realignment Agreement of Jakarta Flight Information Region (FIR) – Singapore FIR 2022 dan dampaknya untuk Keamanan di Laut dan Udara”.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia Laksdya TNI Dr. Aan Kurnia memaparkan bahwa perjanjian Realigment FIR yang baru saja diratifikasi Indonesia memunculkan permasalahan operasi pengamanan laut.

Aan mengatakan, sekalipun FIR secara substansi berkaitan dengan wilayah dan keamanan di udara, FIR juga berdampak signifikan terhadap keamanan di laut. Operasi keamanan di laut tidak akan optimal tanpa bantuan sarana di udara sehingga kapal yang digunakan harus diiringi oleh pesawat terbang.

Dengan demikian, seluruh pergerakan kapal penjagaan keamanan laut di bawah wilayah yang delegasikan dari FIR Jakarta ke FIR Singapura dapat diketahui, karena adanya kewajiban melapor ke FIR Singapura.

Pembicara lain, Guru Besar Hukum Internasional Hukum Internasional Unpad Prof. Atip Latipulhayat menerangkan bahwa dalam konteks operasional, FIR memang tidak ada kaitannya dengan kedaulatan karena berhubungan dengan keselamatan penerbangan. Namun, FIR tetap memiliki aspek-aspek kedaulatan, karena pembagian kewilayahan FIR didasarkan pada kedaulatan negara.

Dijelaskan Prof. Atip, pengoperasian dan pengambilalihan FIR oleh Indonesia sebenarnya telah dituangkan dalam UU Penerbangan. Namun peraturan Presiden yang mendelegasikan FIR kepada Singapura mencederai tujuan ketentuan dalam UU Penerbangan tersebut.

Ketua Umum Indonesia Center for Air Power Studies Marsekal (Purn.) Chappy Hakim menambahkan bahwa FIR hanya diberikan kepada negara karena kedaulatan yang dimiliki negara tersebut. Kedaulatan tersebut berkaitan dengan konsep kebebasan beraktivitas, artinya suatu negara tidak perlu memperoleh izin terlebih dahulu untuk beraktivitas di wilayahnya sendiri.

Kebebasan beraktivitas ini juga disinggung oleh Laksdya TNI Dr. Aan Kurnia. Ia menambahkan bahwa dalam pengoperasian FIR oleh Singapura, baik pesawat sipil maupun militer yang melintasi wilayah FIR harus memberikan informasi kepada FIR, sehingga tidak ada pula kerahasiaan pergerakan pesawat patrol maritim atau militer, sehingga menyulitkan atau membatasi ruang gerak kementerian dan lembaga Indonesia dalam operasi pengawasan dan search and rescue (SAR).

Terlebih lagi, dalam operasi SAR, FIR menjadi dasar penentuan operasi; untuk membatasi parameter operasi dan pengambilan data atau informasi awal sebagai dasar pelaksanaan operasi. Dalam operasi pengawasan, tidak hanya pesawat, FIR juga menyulitkan pengoperasian drone, karena harus memiliki izin dari FIR untuk melakukan surveillance di ruang udara dan wilayah laut.

Ketiga narasumber sepakat bahwa terlepas apakah FIR ini urusan keamanan atau kedaulatan, faktanya ada gangguan terhadap kebebasan beraktivitas di negeri sendiri dengan adanya keharusan untuk memperoleh izin dari negeri lain.

Jika bukti dari negara yang berdaulat adalah dengan adanya kemerdekaan bergerak di wilayahnya sendiri, FIR ini bisa menjadi bukti bahwa Indonesia belum sepenuhnya berdaulat di wilayah laut dan udaranya.

Topik mengenai FIR ini diangkat dalam “Padjadjaran Dialektika” sebagai respons lahirnya Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2022 yang dianggap sebagai keberhasilan Indonesia mengembalikan pengelolaan ruang udara di atas Kepulauan Riau dan Natuna kepada Indonesia dan menambah luasan FIR Jakarta.

Namun, Indonesia masih mendelegasikan pengoperasian FIR kepada Singapura selama 25 tahun ke depan dan dapat diperpanjang. Hal ini mengundang perhatian para akademisi serta praktisi di bidang hukum udara dan hukum laut khususnya perihal kemungkinan dampaknya bagi kerawanan kemanan udara dan laut di Indonesia.

“Padjadjaran Dialektika” sendiri adalah kegiatan bulanan yang diselenggarakan oleh Departemen Hukum Internasional yang bertujuan untuk menjadi wadah bagi para ahli hukum untuk bertukar pikiran dan pandangan perihal permasalahan-permasalahan hukum internasional yang berhubungan dengan Indonesia.

Acara ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan pemahaman masyarakat luas secara komprehensif terhadap aturan hukum baik nasional maupun internasional sehingga dapat menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan hukum ke depan lainnya yang terjadi di Indonesia.*

Fapet Unpad Gelar Reuni Akbar “Pulang Kandang 2022” – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran menggelar Reuni Akbar “Pulang Kandang 2022” yang digelar di Kampus Fapet Unpad, Jatinangor, Sabtu (19/11/2022). Kegiatan reuni ini dihadiri pimpinan Fapet Unpad, para alumni dari berbagai angkatan, serta perwakilan mahasiswa.

Mengambil tema “Babarengan Babakti ka Sarakan” ini dihadiri sekira 2.500 alumni dari angkatan 1963 hingga 2019. Berbagai kegiatan diselenggarakan dalam reuni akbar tersebut. Mulai dari Talent Show, Fapet Market, Fapet Tausyiah, Fapet Bangga, Fapet Berbagi, dan menghadirkan bintang tamu Wachdach, Hassan Gembala, Mahawowow, Endo and The Goat, Samaberia, serta Kirana.

Pada Fapet Talent Show menghadirkan beragam persembahan musik dari Fapet Famiglia, Special Performance Fapet ’64, dan yang lainnya termasuk memainkan angklung bersama para alumni dipandu Cathy Arts.

Di area Fapet Market, para alumni dimanjakan dengan berbagai sajian kuliner yang tersedia di 16 stan UKM serta terdapat sajian kambing guling yang bisa dinikmati secara gratis oleh para alumni. Selain itu, ada pula 20 tenda sarnafil yang ada di area Fapet Market.

Di tenda tersebut, para alumni bisa berinteraksi bahkan melakukan penjajakan bisnis dengan para pelaku usaha di bidang peternakan dari hulu sampai hilir, perbankan, hingga asosiasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan tanah air.

Sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi dalam sesi Fapet Bangga, Fapet memberikan penghargaan kepada Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa dengan kategori Penulis Pertama; Penulis Pendamping; Dosen Yang Menjadi Praktisi; Kegiatan Internasionalisasi; Tim Kerjasama Industri; Membina Hibah Nasional Pengabdian Mahasiswa; Mahasiswa Berprestasi Bidang Akademik; Mahasiswa Berprestasi Bidang Minat Bakat; dan Tenaga Kependidikan Bersertifikat.

Penghargaan dan apresiasi pun diberikan kepada Alumni yang berprestasi dan menginspirasi. Adapun Alumni yang mendapat penghargaan yaitu Prof. Dr. Ir. Tjeppy Daradjatun Sudjana, M.Sc selaku Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Periode 2007 – 2010; Ir. Yudi Guntara Noor, IPU selaku Pengusaha Peternakan yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum HPDKI; Ir. Rachmat Taufik Garsadi, M.Si., selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat; serta Yopi Safari, S.Pt selaku Pemimpin Redaksi Majalah TROBOS Livestock. (rilis)*

Unpad Jadi Perguruan Tinggi Pemohon Hak Cipta Terbanyak Ketiga di Indonesia – Universitas Padjadjaran

[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran masuk ke dalam 10 besar perguruan tinggi dengan permohonan pencatatan ciptaan terbanyak di Indonesia tahun 2022 oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI.

Penghargaan diberikan langsung Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly kepada Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti di sela kegiatan “Roving Seminar Kekayaan Intelektual” yang diselenggarakan di Birawa Assembly Hall-Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (21/11/2022). Dalam acara tersebut, Rektor didampingi Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. Dr. Hendarmawan.

“Penghargaan ini membuat saya bangga karena terbukti sivitas akademika Unpad memiliki semangat tinggi dalam menghasilkan karya cipta,” tutur Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti.

Saat diwawancarai Kanal Media Unpad Prof. Hendarmawan mengatakan, Kemenkumham RI memberikan apresiasi kepada Unpad yang telah berperan aktif dalam memacu pertumbuhan kreativitas dan kekayaan intelektual dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

“Unpad dikategorikan sebagai perguruan tinggi dengan jumlah pencatatan ciptaan Top 10 tertinggi di Indonesia tahun 2022,” kata Prof. Hendarmawan.

Pada penghargaan tersebut, Unpad menjadi perguruan tinggi ketiga terbanyak di Indonesia dengan jumlah permohonan pencatatanhak cipta terbanyak. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI, jumlah permohonan pencatatan hak cipta di Unpad dari Januari hingga November 2022 sebesar 1.518.

Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1497 pada 2021 dan 994 pada 2020. Peningkatan ini menjadikan Unpad sebagai perguruan tinggi yang konsisten menggugah kesadaran sivitas akademika untuk melakukan pencatatan hak cipta atas berbagai karya/inovasi yang dilakukan.  

Atas perolehan penghargaan ini, Prof. Hendarmawan bersama Direktorat Inovasi dan Korporasi terus menggelorakan warga Unpad untuk mendaftarkan hak cipta atas berbagai produk riset dan inovasi yang telah dihasilkan.

“Marilah kepada para dosen untuk mendaftarkan HKI untuk setiap produk riset,” pungkasnya.*